note : titik-titik merah ditekan berbarengan Kunci = A Kunci = Am Kunci = B Kunci = Bm Kunci = C Kunci = Cm Kunci = D Kunci = Dm Kunci = E Kunci = Em Kunci = F Kunci = Fm Kunci = G Kunci = Gm

Rabu, 27 Juli 2011

Sejarah Musik Country

Musik country adalah campuran dari unsur-unsur musik Amerika yang berasal dari Amerika Serikat Bagian Selatan tepatnya di Pegunungan Appalachia. Musik ini lahir dari lagu rakyat Amerika Utara dengan campuran musik kelt, musik gospel, dan mulai terdengar tahun 1920-an.
Musik country sendiri sebenarnya menggantikan istilah musik hillbilly mulai dipakai sekitar tahun 1940-an. Ini dilakukan untuk menghilangkan kesan kumuh dan rendah dari musik hillbilly. Tahun 1970-an, istilah musik country telah menjadi istilah populer. Banyak nama yang diberikan seperti country and western, tapi nama ini sudah hilang keculai di wilayah Inggris dan Irlandia
Penyebaran musik ini pada abad ke-19, diawali oleh kelompok imigran di Amerika Serikat yang berasal dari Eropa, terutama Irlandia, Britania Raya, Jerman, Spanyol, dan Italia pindah ke Texas. Kelompok dari berbagai bangsa tersebut berinteraksi dengan orang Spanyol, orang Meksiko-Amerika, penduduk asli Amerika Serikat, dan pemukim Amerika Serikat yang sudah lebih dulu menetap di Texas. Sebagai hasilnya, di Texas berkembang kebudayaan dengan ciri-ciri khas yang berakar dari kebudayaan negara asal pemukim
Cowboy (penggembala sapi) memang diidentitaskan dengan musik Country. Musik ini lahir pada rekaman permainan biola country John Carson dengan judul rekamannya “Little Log Cabin in the Lane” oleh Okeh Records pada tahun 1923. Selanjutnya lahir rekaman selanjutnya dengan genre yang sama oleh Columbia pada tahun 1924 “Old Familiar Tunes”. Sebelumnya steel guitar masuk country pada tahun 1922, di mana Jimmie Tarlton bertemu dengan Hawaiian guitarist Frank Ferera di pantai barat Amerika.
Mulai tahun 1927, selama 17 tahun Carters merekam lebih dari 300 old-time ballads, lagu traditional, lagu country, dll. Selanjutnya pada tahun 1930-an dan 1940-an lagu cowboy menjadi populer di semua film Hollywood. Dan tahun 1939 irama Boogie-woogie menjadi terkenal.
Jenis lain musik coutry salah satunya hanya memakai gitar, bass, dobro atau steel guitar (dan nantinya drum) menjadi populer di kalangan orang kulit putih kelas menengah ke bawah di Amerika Serikat Bagian Selatan. Irama yang nantinya disebut honky tonk ini berasal dari Texas.
Definisi irama honky tonk bila di pusisikan kan berbunyi “sedikit dari sini, sedikit dari sana, sedikit hitam, sedikit putih…cukup keras agar engkau tidak banyak pikir-pikir dan langsung memesan wiski.” Al Dexter dari Texas Timur sukses mencetak lagu hit “Honky Tonk Blues”, dan beberapa tahun kemudian dengan “Pistol Packin’ Mama” (Mr D)

SEJARAH MUSIK JAZZ

Musik jazz merupakan pertemuan antara musik Eropa dan musik Afrika yang berkembang dari kehidupan masyarakat kulit hitam di Amerika yang tertindas. Kelahiran aliran musik ini dipengaruhi oleh tribal drums, musik gospel, blues dan juga field hollers. Instrumen dasar musik jazz awalnya menggunakan alat-alat musik marching band yang di pakai untuk mengiringi upacara pemakaman warga komunitas Afrika Amerika di New Orleans. Anggota marching band ini sebagian merupakan musisi dalam kelompok-kelompok musik jazz awal yang belajar secara otodidak dan berperan penting pada
awal perkembangan musik jazz
 
pada tahun 1919 musisi jazz dari New Orleans yaitu Kid Ory's Original Creole Jazz Band konser di San Fransisco dan Los Angeles, California. Dan pada tahun 1922 mereka menjadi band kulit hitam pertama asal New Orleans yang membuat rekaman. Saat itu jazz sudah mulai populer, berkembang dan mulai dilirik musisi kulit putih. Kolaborasi pertama antara musisi kulit hitam dan kulit putih terjadi pada tahun 1926 saat Jelly Roll Morton melakukan rekaman bersama dengan New Orleans Rhythm Kings. Pada masa yang sama jazz sudah mulai dimainkan dalam format orkestra atau big band, tak hanya dengan band kecil terdiri dari empat atau lima orang saja. Band-band jazz terkenal yang mempengaruhi lahirnya Swing adalah Fletcher Henderson band dan Duke Ellington band di New York serta Earl Hines dari Chicago
 
Di Indonesia sendiri musik jazz telah masuk pada era 30-an yaitu di bawa oleh para musisi Filipina yang mencari pekerjaan di Jakarta dengan bermain musik. Mereka memainkan musik ini di hotel-hotel besar Indonesia saat itu. Pada tahun 1948 musisi Belanda datang ke Indonesia dan membentuk orkestra simfoni yang berisi musisi lokal..

Musik POP


Musik pop sekarang terkenal dengan musik pengantar bunuh dirinya, lagu sendu yang mendayu – dayu bikin pilu kena palu. Pertanyaannya kenapa sampai berkembang musik seperti itu? Pertanyaan itulah yang akan coba dijawab dari aspek sejarah musik pop itu sendiri (dalam hal ini musik pop era 90’an).
Awal berkembangnya musik pop
Perkembangan musik pop tidaklah lepas dari peran media massa, dan radio pendukung awal berkembangnya musik di Indonesia bahkan dunia.  Media massa  menempati posisi strategis dalam membangun batas – batas sebuah lagu berada pada titik ideal konstruksi kapital dan selera publik, dan radio merupakan media awal dari pembangunan konstruksi kapital dan selera publik mengenai selera musik pop yang dimulai pada tahun 1920’an, yang kemudian disusul media televisi (MTV terutama yang menayangkan musik 24jam non stop).
Periode 80 dan 90’an adalah awal dari mewabahnya industri hiburan termasuk didalamnya adalah musik populer. Hal ini dikarenakan munculnya media massa swasta baik cetak maupun elektronik. Stasiun televisi tidak lagi dimonopoli oleh negara (TVRI) mulai bermunculan stasiun televisi swasta,  seperti RCTI , SCTV, ANTEVE, Indosiar dan TPI.
Data pertengahan 1990’an, menunjukkan sekitar 80 juta kaset rekaman per tahun beredar di masyarakat (sekitar 500 milyar rupiah). Jumlah kaset rekaman yang beredar ini apabila dirinci, sekitar 85 % adalah rekaman lagu Indonesia dan sisanya rekaman lagu asing (Republika, 20 April 1996).

Pasang surut musik pop era 90’an
Mulai berkembangnya industri musik terutama musik pop terjadi ketika lepas masa pengekangan Orde Baru. Bermunculannya media swasta menjadi penunjang berkembangnya musik pop. Pada era 80’an dan 90’an kiblat musik menjadi milik Prambors yang memutar musik – musik yang disukai para remaja waktu itu. Prambors memutarkan baik itu musik – musik indonesia maupun luar negeri seperti The Beatles dan Rolling Stones dari pagi hingga tengah malam.
Selain itu, media cetak juga berperan dalam perkembangan musik di tanah air, majalah Hai adalah salah satunya. Majalah ini memberikan informasi – informasi yang update tentang perkembangan musik baik dalam negeri maupun luar negeri. Lewat rubrik Haitop, pembaca dapat mengetahui lagu – lagu yang sedang hits di AS, Inggris dan Indonesia.
Ketika keran swasta dibuka dibidang media televisi, mulailah stasiun televisi berlomba – lomba dalam penayangan musik untuk mendapatkan rating. RCTI dengan acara musik andalannya di era 90’a yakni Video Musik Indonesia, Nuansa Musik dan Delta, SCTV dengan Simfoni dan Video Hits, TPI dengan Musik Pop Indonesia, Minggu Pilihan, dan  Musiklip, serta Indosiar dengan Video Klip Musik, Pesta, dan Tembang Kenangan. Anteve bekerjasama dengan MTV menayangkan beberapa acara yang terkenal seperti MTV Musik Rock, MTV Asia Hit List dan Bursa Musik Indonesia.
Peraturan Pemerintah No.20 yang dikeluarkan pada Juni 1994 membuka industri rekaman asing di Indonesia. Hingga Juli enam perusahaan multidimensional besar melebarkan sayapnya ke Indonesia, seperti Warner Music Indonesia, BMG, PolyGram, EMI, Universal, Sony Music. Perusahaan – perusahaan multidimensional ini telah menguasai 40%-50% omzet industri rekaman di Indonesia.
Musisi – musisi yang mewakili era 90an ini salah satunya adalah Betharia Sonata dengan tembang – tembang melankolisnya mampu menghibur para pendengar musik pop di Indonesia. Lagu Hati Yang Luka ciptaan Obbie Mesakh menjadi sebuah perbincangan baik itu di radio maupun di televisi. Lagu – lagu seperti ini mendapat kritikan dari Harmoko yang menganggapnya sebagai lagu “krupuk” dan cengeng dan ia mengimbau agar lagu seperti ini dihentikan penayangannya di TVRI. Pelarangan terhadap musik aliran musik cengeng ini menjadikan musik pop Indonesia surut, dan seperti kehilangan arah. Dampak positifnya musik dangdut menjadi lebih hidup dan meriah. ‘Gantengnya Pacarku’ hits dangdut pertama yang dinyanyikan Nini karlina semakin exisnya perkembangan musik dangdut.
Pada era selanjutnya yakni akhir 90’an sampai sekarang, musik pop di Indonesia dikuasai oleh band – band pop, dari mulai Sheila On 7, Padi hingga Kangen Band, ST12 dan Armada.Musik pop Indonesia mulai menggeliat bahkan sampai merajai musik negeri tetangga yakni Malaysia.
Kritikan untuk musik pop
Musik pop adalah sebuah musik yang memiliki karakteristik komersil yang dibuat sesuai dengan keinginan atau seleraa pasar. Ada istilah “music for sale not for soul” karena terkadang dalam pembuatan musiknya lebih mementingkan unsur komersil dan terkadang mengabaikan unsur estetika seni dalam bermusik. Karena alasan tersebutlah munculla beberapa kritikan dari para politisi, seperti Harmoko (pada waktu Orde Baru menjadi Menteri Penerangan) dan juga Bung Karno.
Menteri Penerangan era Orde Baru yakni Harmoko mengungkapkan kritikannya pada saat perayaan ulang tahun TVRI yang ke-26, ia mengkritik tayangan Aneka Ria Safari dan Selekta Pop yang menurutnya sering menayangkan lagu – lagu cengeng. Harmoko berkata demikian karena lagu – lagu cengeng tersebut melemahkan mental rakyat dan melenceng dari tujuan Orde Baru yakni Pembangunan.
Bung Karno mengkritik keras musik pop yang berkembang di Indonesia. Ia merasa tidaklah pantas sebuah bangsa yang menentang imperialisme dalam hal politik dan ekonomi terkena imperialisme kebudayaan dari Barat. Kritikan tersebut tertuang dalam pidatonya pada pidato 17 Agustus 1929; “Dan engkau, hai pemuda – pemuda dan pemudi – pemudi, engkau jang tentunya anti imperialisme ekonomi, engkau jang menentang  menentang imperilisme politik, kenapa dikalangan engkau banjak jangtidak menentang imperialisme kebudayaan? Kenapa dikalangan engkau banjak jang masih rock – n’roll – rock n’roll-an, dansi – dansian ala cha – cha – cha, musik – musikan ala ngak ngik ngek gila – gilaan dan lain sebagainya?” (Soekarno, 1929:27).
Jadi, memang dari awal musik pop itu identik dengan musik komersil yang ditunjang dukungan dari para produser rekaman yang mencari untung. Namun, ada baiknya para pekerja seni musik baik itu musisi ataupun produser rekaman memikirkan  kreatifitas seni dalam bermusik agar musik Indonesia dapat terus berkembang, bukan hanya menjual lirik – lirik sendu tanpa dibarengi dengan kualitas bermusik yang baik.
Reggae
sendiri adalah kombinasi dari iringan tradisional Afrika, Amerika dan
Blues serta folk (lagu rakyat) Jamaika. Gaya sintesis ini jelas
menunjukkan keaslian Jamaika dan memasukkan ketukan putus - putus
tersendiri, strumming gitar ke arah atas, pola vokal yang 'berkotbah'
dan lirik yang masih seputar tradisi religius Rastafari. Meski banyak
keuntungan komersial yang sudah didapat dari reggae, Babylon (Jamaika),
pemerintah yang ketat seringkali dianggap membatasi gerak namun bukan
aspek politis Rastafarinya. "Reg-ay" bisa dibilang muncul dari anggapan
bahwa reggae adalah style musik Jamaika yang berdasar musik soul
Amerika namun dengan ritem yang 'dibalik' dan jalinan bass yang
menonjol. Tema yang diangkat emang sering sekitar Rastafari, protes
politik, dan rudie (pahlawan hooligan). Bentuk yang ada sebelumnya (ska
& rocksteady) kelihatan lebih kuat pengaruh musik Afrika -
Amerika-nya walaupun permainan gitarnya juga mengisi 'lubang - lubang'
iringan yang kosong serta drum yang kompleks. Di Reggae kontemporer,
permainan drum diambil dari ritual Rastafarian yang cenderung mistis
dan sakral, karena itu temponya akan lebih kalem dan bertitik berat
pada masalah sosial, politik serta pesan manusiawi.